Dongeng sikabayan lucu


Si Kabayan dan Istrinya

Si Kabayan adalah seorang pemuda desa yang terkenal pemalas tetapi cerdik. Ia selalu mencari cara agar bisa bersantai tanpa harus bekerja keras. Namun, meskipun begitu, ia berhasil menikahi putri seorang kaya raya, yang sering disebut Nyi Iteung.

Mertua Si Kabayan, yaitu ayah dari Nyi Iteung, sangat tidak menyukai menantunya. Ia menganggap Si Kabayan hanya pemalas yang tidak bisa diandalkan. Karena itu, ia sering menguji Si Kabayan dengan berbagai tugas yang sulit, berharap pemuda itu menyerah dan pergi meninggalkan anaknya.


Si Kabayan Disuruh ke Sawah

Suatu hari, mertuanya menyuruh Si Kabayan pergi ke sawah untuk membajak tanah.

“Kabayan, hari ini kau harus membajak sawah sampai selesai! Jangan pulang sebelum tugasmu beres!” kata mertuanya dengan tegas.

Si Kabayan mengangguk dengan malas, lalu berangkat ke sawah. Namun, bukannya membajak tanah seperti yang diperintahkan, ia malah tidur di bawah pohon rindang.

Saat matahari hampir terbenam, Si Kabayan pulang dengan wajah penuh lumpur. Ia berpura-pura kelelahan dan berkata kepada mertuanya,

“Aduh, Abah! Sawahnya besar sekali, saya sampai jatuh terguling-guling ke dalam lumpur. Tapi tenang, besok akan saya lanjutkan lagi!”

Mertuanya tidak bisa berkata apa-apa. Ia tidak tahu bahwa Si Kabayan sebenarnya hanya tidur sepanjang hari!


Si Kabayan dan Kambing yang Pandai Memanjat Pohon

Suatu ketika, mertuanya memberi tugas lain kepada Si Kabayan. Kali ini, ia harus menggembalakan kambing di padang rumput. Namun, karena malas, Si Kabayan membiarkan kambing-kambingnya berkeliaran sendiri sementara ia tidur di bawah pohon.

Ketika sore tiba, ia menyadari bahwa beberapa kambing hilang. Si Kabayan pun bingung dan mencari akal.

Saat kembali ke rumah, ia berkata dengan santai, “Abah, tadi kambing-kambingnya tiba-tiba naik ke atas pohon! Saya sudah mencoba menurunkannya, tapi mereka tidak mau turun.”

Mertuanya langsung marah besar. “Mana mungkin ada kambing yang bisa memanjat pohon?! Jangan mengarang cerita, Kabayan!”

Si Kabayan hanya tersenyum, “Kalau begitu, saya juga tidak percaya bahwa ada menantu yang bisa bekerja keras untuk mertua yang selalu menyuruh-nyuruhnya.”

Mertuanya hanya bisa menghela napas panjang.


Si Kabayan Menipu Mertua dengan Air Panas

Suatu hari, mertuanya kembali menguji Si Kabayan. Ia berkata, “Kabayan, jika kau benar-benar laki-laki yang kuat dan pantas menjadi suami anakku, kau harus bisa merebus air di sungai sampai mendidih!”

Si Kabayan berpikir sejenak, lalu tersenyum. Keesokan harinya, ia pergi ke sungai dan duduk santai di tepinya. Ia menyalakan api kecil di bawah sebatang kayu, tetapi api itu terlalu jauh dari sungai sehingga jelas tidak akan membuat air sungai mendidih.

Mertuanya datang untuk memeriksa, lalu tertawa mengejek, “Kabayan, bagaimana mungkin api sekecil itu bisa merebus air sungai?”

Si Kabayan menjawab santai, “Kalau Abah bisa percaya bahwa saya akan bekerja keras di sawah dan menggembala kambing dengan baik, maka Abah juga harus percaya bahwa api ini bisa merebus air sungai.”

Mertuanya terdiam dan akhirnya menyerah. Sejak saat itu, ia tidak lagi memberi tugas aneh-aneh kepada Si Kabayan.


Pesan Moral:

📌 Kecerdikan bisa mengalahkan kerja keras, tetapi hidup yang baik sebaiknya diimbangi dengan usaha yang tulus.
📌 Jangan menilai seseorang hanya dari sifat luarnya, karena setiap orang punya cara sendiri untuk menyelesaikan masalah.

📌 Ketulusan dan kebijaksanaan lebih penting daripada sekadar kepintaran dalam mengelabui orang lain. 

Posting Komentar

0 Komentar